"Tepat 66 tahun yang lalu, telah terjadi muktamar luar biasa oleh
raja-raja se-Indonesia Timur di Denpasar pada tanggal 07 - 24 Desember
1946 yang menghasilkan kesepakatan untuk membentuk NIT (Negara Indonesia
Timur). Setelah menghasilkan kesepakatan, bendera "Negara Indonesia
Timur" pun dikibarkan".
Negara Indonesia Timur merupakan negara
bagian Republik Indonesia Serikat yang pada masa itu dibentuk atas
dukungan Belanda dengan batas demografi meliputi wilayah Sulawesi, Sunda
Kecil [Bali dan Nusa Tenggara] dan Kepulauan Maluku. Ibukota Negara
Indonesia Timur adalah Singaraja. Negara Indonesia Timur dibentuk
berdasarkan Konferensi Malino pada tanggal 16-22 Juli 1946 dan muktamar
Denpasar dari tanggal 7-24 Desember 1946 yang bertujuan untuk membahas
gagasan berdirinya negara bagian tersendiri di wilayah Indonesia bagian
timur oleh Belanda.
Pada mulanya, sesuai Konferensi Denpasar 24
Desember 1946, negara yang baru dibentuk tersebut di beri nama "Negara
Timur Besar", namun kemudian pada tanggal 27 Desember 1946 diganti
dengan nama Negara Indonesia Timur. Muktamar tersebut juga telah
menghasilkan sebuah kesepakatan bahwa Negara Indonesia Timur meliputi 13
daerah otonom setingkat Kabupaten (affdeeling) dengan 5 kota
keresidenan setingkat provinsi seperti termaktub dalam Staatsblad 1938
nomor 68 jo Staatsblad nomor 264, kecuali Irian Barat, yang akan
ditetapkan kemudian hari:
1.Daerah Sulawesi Selatan 2. Daerah Minahassa 3. Daerah Kepulauan Sangihe dan Talaud 4. Daerah Sulawesi Utara 5. Daerah Sulawesi Tengah 6. Daerah Bali 7. Daerah Lombok 8. Daerah Sumbawa 9. Daerah Flores 10. Daerah Sumba 11. Daerah Timor dan kepulauan 12. Daerah Maluku Selatan 13. Daerah Maluku Utara
1. Karesidenan Sulawesi Selatan 2. Karesidenan Sulawesi Utara 3. Karesidenan Bali 4. Karesidenan Lombok 5. Karesidenan Maluku
Pada waktu itu, atas hegemoni Belanda, Negara Indonesia Timur didirikan
untuk menyaingi dan memaksa Republik Indonesia untuk menerima bentuk
negara federasi; dengan tujuan mengecilkan wilayah Republik Indonesia
sehingga hanya menjadi salah satu negara bagian dari Republik Indonesia
Serikat. Namun akhirnya Negara Indonesia Timur bubar dan semua
wilayahnya melebur ke dalam Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1950 setelah terjadi kesepakatan antar raja-raja dan lintas tokoh
nusantara di Jogja.
Presiden 24 Des 1946 - 17 Agu 1950 - Tjokorda Gde Raka Soekawati,
Kabinet dan Perdana Menteri
- 13 Jan 1947 - 02 Jun 1947 - Nadjamoedin Daeng Malewa - Kabinet Pertama - 02 Jun 1947 - 11 Okt 1947 - Nadjamoedin Daeng Malewa - Kabinet Kedua - 11 Okt 1947 - 15 Des 1947 - Kabinet Warouw - 15 Des 1947 - 12 Jan 1949 - Ide Anak Agung Gde Agung - Kabinet Pertama - 12 Jan 1949 - 27 Des 1949 - Ide Anak Agung Gde Agung - Kabinet Kedua - 27 Des 1949 - 14 Mar 1950 - Kabinet J.E. Tatengkeng - 14 Mar 1950 - 10 Mei 1950 - Kabinet D. P. Diapari - 10 Mei 1950 - 17 Agu 1950 - Kabinet J. Poetoehena
Peristiwa-peristiwa penting
- 27 Mei 1947 - Pengunduran diri ketua DPRS Tadjoeddin Noer - 3 Des 1947 - DPRS mengirim misi persaudaraan ke Republik Indonesia di Yogyakarta
- 30 Des 1947 - Pihak oposisi mendirikan Gabungan Perjuangan
Kemerdekaan Indonesia (GAPKI) di Makasar, dipimpin oleh A. Mononutu - 22 Jan 1948 - RI mengakui NIT sebagai negara bagian dari RIS yang akan dibentuk - 18 Feb 1948 - Misi persaudaraan dari GAPKI tiba di Yogyakarta - Okt 1948 - RI mengirim misi persaudaraan ke NIT yang diketuai Mr.Sartono - Des 1948 - Kabinet NIT memprotes keras Agresi Militer II ke wilayah RI - 6 Feb 1949 - PM Ide Anak Agung Gde Agung selaku penghubung BFO menemui Wapres Bung Hatta yang ditawan Belanda di Bangka.
Sumber, > Buku, Ringkikan sandelwood dan harumnya cendana
^ (Indonesia) Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia, Jurnal sejarah:
pemikiran, rekonstruksi, persepsi, Yayasan Obor Indonesia, ISSN
1858-2117 ^ Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Edisi Kedua dengan EYD, 1977, hal.586, ISBN 978-979-413-522-8 ^ Ensiklopedi Umum, Penerbit Kanisius, Edisi Kedua dengan EYD, 1977, hal.587, ISBN 978-979-413-522-8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar