SELAMAT DATANG

SELAMAT BERSELANCAR DI BLOG FORGEMA

Radio Suara-forGEMA

Klik Play Untuk Mendengar Radio Ende -->

Selasa, 24 September 2013

Opini: CONCLUSION ANALISIS SUSTAINABLE PLAN PROVINSI FLORES


Oleh: Marlin Bato.
Jakarta, 24 September 2013



Perwujudan Provinsi Flores telah didukung oleh masyarakat dan potensi yang dimiliki yang sesuai ketentuan UU. Oleh karena itu diharapkan agar political will dari pemerintah melalui implemetasi kebijakan otonomi daerah menyetujui rencana pembentukan Provinsi Flores. Undang-undang telah memberikan peluang untuk itu, tujuan utamanya agar terjadi peningkatan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat. Pada gilirannya nanti, keberdayaan ini akan menjadi fondasi yang kokoh bagi perwujudan good local governance di Flores khususnya dan di Indonesia umumnya. Untuk itu, diharapkan pembentukan Provinsi Flores dapat menciptakan kondisi kompetitif di daerah bersangkutan terutama antara lembaga pemerintah dan swasta, antara swasta dengan swasta, atau antara lembaga pemerintah baik yang menyangkut kualitas pelayanan maupun mutu hasil kerja. Untuk mengetahui seberapa jauh kesiapan Flores untuk menjadi Provinsi sesuai ketentuan UU maka di bawah ini akan dipaparkan fakta – fakta melalui analisa Swot.

A.    Kekuatan

1.    Potensi Ekonomi

a.     Potensi Laut
    Potensi kelautan Flores  terdiri dari berbagai jenis ikan, terumbu karang, mutiara teripang, dan  lain sebagainya. Jenis ikan kualitas ekspor tersebut adalah jenis ikan pelangis seperti ikan tuna, cangkalang dan jenis ikan demersal seperti ikan kerapu dan kakap. Selain itu di perairan Flores juga terdapat jenis ikan lain, seperti ikan tongkol, kembang, selar, layang, lemuru, teri, tembang, ekor kuning, baronang, merlin, deho-deho, pari, hiu, nener, cumi, ikan hias, dan berbagai jenis ikan lainnya
    Daerah perairan pantai Flores yang terbentang luas di hampir seluruh wilayah, Flores Daratan, Adonara, Solor, dan Labuan Bajo sangat bagus untuk dikembangkan usaha budidaya laut yang sangat cocok untuk mutiara (jenis inctada sp), budidaya rumput laut (jenis Eucherna Cattoni dan Eucherma spinosum), dan budidaya ikan keramba, seperti ikan kerapu dan rumput laut.

b.     Pertanian

    Pada sektor pertanian, hasil pertanian berupa tanaman pangan seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, beras, vanili, jambu mede, hasil hutan rotan, sayur-sayuran buncis, cabe, dan tomat.

c.     Perkebunan

    Tanaman perkebunan meliputi kelapa, kemiri, kopi, dan jambu mete. Sedangkan komoditi lain meliputi kakao, cengkeh, coklat, pinang, dan kelapa terdapat hampir di semua kecamatan sepanjang pantai di Flores.

d.     Peternakan
    Populasi ternak besar sapi, kemudian diikuti kerbau, dan kuda. Jenis ternak kecil, kambing 15.756 ekor, domba 1.014 ekor, dan babi 61.732 ekor. Sementara ternak unggas ayam dan itik, dengan populasi ayam 233.680 ekor dan itik 18.051 ekor. Klaster peternakan cocok dikembangkan di kecamatan Soa,Bajawa Utara, Golewa, Riung, dan Riung Barat.

e.     Pariwisata
    Taman wisata alam, gugus Teluk Maumere, Danau Kelimutu,  Komodo, Pantai Pede, Wae Cecu, Pantai Nangahure, Pantai Waliti merupakan beberapa wisata alam.

f.     Pertambangan
    Potensi pertambangan emas, timah, mangan, dan lain-lain.

  
2.     Potensi Wilayah

1) Tersedianya sumber daya alam (natural resource) seperti sumber daya keragaman hayati (biodiversity), padi (sawah & gogoranca), jagung, kacang tanah, kemiri, jambu mete, kopi, coklat, ternak (sapi potong, kerbau, kambing, babi, ayam buras), perikanan dan hasil pertanian lainnya yang tentunya dapat menarik investor.

2) Tersedia tenaga kerja/sumber daya  manusia (pertanian, pertenunan, pertukangan, perdagangan, dan lain-lain) yang dapat ditingkatkan kemampuannya untuk mendukung berbagai program pembangunan di Flores.

3)     Potensi kelembagaan pemerintahan dan adat (local wisdom) seperti pembagian tanah dengan sistem kebersamaan dalam kekeluargaan dan lain-lain.

4)     Potensi kerukunan antar umat beragama yang dapat menciptakan iklim kondusif bagi proses pembangunan.

 B.  Calon Ibu Kota

1)    Jarak tempuh rata-rata ketiga calon ibukota provinsi Mbay, Ende & Maumere dengan ibukota kabupaten memadai.
2)    Rasio luas lahan budidaya terhadap  luas lahan daerah memadai.
3)    Jarak tempuh ibukota kabupaten dengan ibukota provinsi memadai.
4)    Jarak dengan ibukota provinsi lain ideal (Kupang dan Denpasar).
5)    Jarak sumber daya air dengan pusat pemukiman kota memadai.
6)    Luas wilayah keseluruan kota memadai.
7)    Rasio jumlah penduduk sektor pertanian dan SDA dengan total penduduk memenuhi syarat  pertumbuhan penduduk.
8)    Memiliki sarana dan prasarana pelabuhan udara & laut, terminal, jalan, mobil dan motor, kapal motor, dan perahu.

C.    Hambatan/Ancaman


a.    Membutuhkan biaya yang sangat besar untuk dapat membangun ibukota provinsi yang ideal.
b.    Tidak mendapat persetujuan dari DPR dan Pemerintah Provinsi.
c.    Jumlah pegawai negeri masih sangat terbatas.
d.    Ramainya aktivitas penambangan akan memberi dampak lingkungan pada masyarakat terutama masyarakat pedesaan di Dabosingkep.
e.    Kecenderungan ketidakteraturan pembangunan bangunan baru (threat to landscape quality of city).  Kecenderungan masyarakat membuat     bangunan baru tanpa mengindahkan ketentuan  yang berlaku serta tidak memperhatikan lingkungan.

D.    Kelemahan

1.    SDM terdidik terbatas
    Jumlah penduduk  usia kerja  pada tahun 2008, 68,08 persen di antaranya berpendidikan maksimal tamat SD, 31,92 persen sisanya berpendidikan tamat SLTP ke atas. Pada tahun yang sama 88,57 persen penduduk berumur 10 tahun ke atas dapat membaca dan menulis, sedangkan 11,43 persen sisanya buta huruf.
    Bila dirinci menurut jenis kelamin, sebanyak 9,79 persen penduduk laki-laki usia kerja buta huruf, angkan perempuan sedikit lebih besar persentasenya yakni 13,01 persen. Pada tahun 2006 anak yang berumur 7 – 12 tahun 7,31 persen di antaranya tidak sekolah. Persentase tidak sekolah ini menurun pada tahun 2007 yaitu 6,33 persen dan turun lagi menjadi 4,77 persen pada tahun 2008.

2.    Minimnya tenaga ahli dalam bidang teknologi dan manajemen bisnis.

3.    Sarana dan Prasarana
    Infrastruktur pendukung
a.    Sarana dan prasarana pendukung dalam rangka menopang kelancaran pelayanan publik masih sangat terbatas (gedung kantor pemerintahan).
b.    Sarana dan prasarana jalan
    Sarana dan prasarana jalan penghubung antara ibukota kecamatan dan desa banyak yang belum memadai ( belum beraspal).

E.    Kesempatan

1.    Dengan potensi yang dimiliki, Flores akan berkembang menjadi sebuah provinsi yang dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pendapatan nasional melalui potensi yang dimilikinya yakni
a.    potensi wisata alam, komodo, wisata budaya, dan lain sebagainya menciptakan multiplier effect bagi perekonomian setempat dan  perekonomian global.
b.    menciptakan multiplier effect bagi perekonomian  akibat dari pembukaan jalur  penerbangan sebagai akibat dari potensi wisata yang dimiliki.
c.    Memiliki sumber daya alam yang mendukung (natural resources). Aktivitas pertambangan selain akan memberikan kontribusi bagi perekonomian juga dapat menampung tenaga pengangguran.
d.    Potensi kelautan, pertanian, dan peternakan dapat mendorong peningkatan investasi melalui kemudahan investasi untuk menangkap peluang  perekonomian akibat globalisasi ekonomi.

2.    Infrastruktur
a.    Peluang perdagangan dan perekonomian yang lebih luas akan tercipta bila prasarana yang ada dapat digunakan seoptimal mungkin seperti penggunaan lima bandara dan lima pelabuhan laut yang ada.
b.    Dengan besarnya biaya yang dibutuhkan dalam meningkatkan sarana dan prasarana pendukung administrasi pemerintahan dan sarana dan prasarana jalan maka, akan  berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang dapat mengurangi  pengangguran.


Semoga bermanfaat.. Salam Hormat...!!

Tidak ada komentar: